Tuesday, June 14, 2011

Jamu Ternak | Hewan Peliharaan

Jamu Ternak / Jamu Hewan Peliharaan

Alroyan Membuat Jamu Ternak /Jamu Hewan untuk Ternak/Hewan Peliharaan anda, sangat Baik untuk pertumbuhan, kesehatan, serta rasa daging yang dihasilkan lebih enak.

Super M merupakan jamu dan bukan sebagai asupan tambahan, tetapi bukan cekok yang biasa beredar dipasaran, karena jamu merangsang saraf bekerja dengan baik, sebagai perbaikan jaringan yang rusak serta menambah daya tahan tubuh, juga menambah nafsu makan.

Untuk harga Jamu Ternak Silahkan lihat disini.

Jamu Ternak Super M untuk Ternak/Hewan Peliharaan Anda

Jamu ternak Super M guna merupakan pengembangan inovasi baru bioteknologi khusus di bidang peternakan, pertanian, dan perikanan dengan memanfaatkan mikroorganisme local yang bermanfaat dan menguntungkan melalui kultur campuran dengan konsep saling menguntungkan dan ramah lingkungan
Jamu Ternak / Jamu Hewan merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan untuk pertumbuhan dan produksi, sebagian besar terdiri dari bakteri lactobacillus sp, photoshyntetic, streptomices sp, yeast, dan bakteri lainya.
Jamu Ternak Super M tidak mengandung bahan kimia sehingga aman untuk ternak, tanaman, ikan, lingkungan dan yang menggunakanya.

KEGUNAAN
1. Menyeimbangkan mikroorganisme yang menguntungkan dalam perut ternak.
2. Memperbaiki kesehatan ternak.
3. Mencegah bau tidak sedap pada kandang dan kotoran ternak.
4. Bisa digunakan untuk pembuatan silase / hijauan pakan ternak.

Khasiat Jamu Ternak | Hewan

Ramuan tanaman obat pada umumnya dikonsumsi oleh manusia untuk tujuan menjaga kesehatan atau sebagai pengobatan beberapa penyakit tertentu. Sejak krisis moneter yang terjadi di Indonesia sampai saat ini harga obat-obatan buatan pabrik (impor) sangat mahal, sehingga tidak terjangkau oleh para petani ternak, khususnya peternak dalam skala menengah ke bawah. Oleh karena itu peternak berupaya mencari alternative lain dengan memanfaatkan beberapa tanaman obat sebagai obat tradisional yang disebut jamu hewan yang dapat diberikan dalam bentuk larutan melalui air minum dan atau dalam bentuk simplisia (tepung) yang dicampur kedalam ransum sebagai "feed additive" maupun "feed supplement". Tujuan makalah ini untuk mensosialisasikan dan menginformasikan manfaat dan khasiat dari tanaman obat sebagai jamu dan atau "feed additive" untuk ternak. Jamu hewan atau ramuan beberapa tanaman obat tersebut dapat dibuat sendiri oleh petani ternak dan harganya lebih murah dibandingkan obat pabrik, tetapi khasiatnya cukup baik untuk pencegahan maupun pengobatan pada ternak unggas, antara lain penyakit gangguan pernafasan (Snot dan CRD), koksidiosis, kurang nafsu makan, diare, feses hijau. Pemberian jamu hewan maupun tanaman obat obat sebagai "feed additive" sudah banyak dilakukan oleh peternak unggas (ayam lokal, ayam ras broiler, layer, puyuh, itik serta unggas kesayangan) di wilayah DKI, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Riau). Ternak ayam lokal (kampung) pedaging maupun petelur yang dipelihara pada kelompok ternak di Jakarta Selatan, setiap hari diberi larutan jamu hewan melalui air minum ternyata memberi respon positif terhadap pertumbuhan dan stamina ayam menjadi lebih baik (jarang sakit dan mortalitas rendah), lemak karkas sangat rendah, aroma daging dan telur tidak amis, warna kuning telur lebih oranye/skor diatas 7, serta bau kotoran ayam (ammonia) di sekitar kandang berkurang. Ternak ayam ras broiler, petelur maupun unggas lokal (ayam dan itik) yang diberi ramuan tanaman obat sebagai "feed additive" menunjukkan peningkatan terhadap efisiensi pakan dan kesehatan ternak

1. II. Menurut SRI SULANDRI , Peneliti dari Puslit Bioteknologi LIPI

JAKARTA-Ramuan obat tradisional dari bahan alami tumbuhan yang telah digunakan secara turuntemurun atau jamu, dilaporkan juga dapat menghindarkan unggas dari serangan virus flu burung (Avian Influenza/AI).

"Berdasarkan laporan dari sejumlah peternak unggas, penggunaan secara rutin jamu berupa ramuan seperti kunyit, bawang putih dan daun pepaya yang dicampurkan pada air minum atau pakan ayam dan burung puyuh menghindarkan ternak tersebut dari AI," kata Peneliti dari Puslit Bioteknologi LIPI Sri Sulandri.

dia menambahkan, bahan ramuan tanaman obat yang dipilih dari beberapa jenis seperti kunyit, langkuas, jahe, temulawak, atau kencur yang dibuat sesuai kepentingan dan fungsinya bisa menjadi ramuan yang biasa disebut jamu hewan. Jamu hewan bisa meningkatkan nafsu makan, menyehatka ."dari riset yang diujicobakan, pertambahan bobot badan ayam lokal yang diberi buah mengkudu nyata lebih tinggi dibanding jika tidak," katanya.(Sindo Sore//fit)

1. III. Menurut ,Dr drh CA Nidom MS, Pakar Flu Burung, dosen FKH Universitas AIrlangga (Unair) Surabaya

Pakar Biomolekuler dari Surabaya Dr drh CA Nidom MS menyatakan penyakit Flu Burung akibat virus avian influenza (AI) dapat dicegah dan disembuhkan dengan pengobatan tradisional melalui berbagai tanaman dan tumbuh-rumbuhan (herbal medicine) seperti temulawak, kunyit, dan lidah buaya (aloe vera).

"Upaya pencegahan dan penanggulangan virus flu burung sebetulnya relatif mudah dilakukan dan tidak memerlukan penerapan teknologi yang tinggi seperti yang selama ini diperkirakan masyarakat dan kalangan kedokteran," kata dosen FKH Universitas AIrlangga (Unair) Surabaya itu, Minggu.

dia yang juga aktif pada penelitian Flu Burung Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) itu menjelaskan struktur virus AI sebenarnya dapat rusak hanya dengan sabun (deterjen).

"Virus AI sangat peka dengan seluruh jenis disinfektan, termasuk bio-disinfektan, sehingga tidak memerlukan terknologi tinggi untuk menghambat virus tersebut. Cukup dengan pengobatan herbal, maka virus itu dapat hancur," katanya.

"Menurut ketua Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia itu, di Indonesia sendiri saat ini tersedia cukup banyak bahan herbal yang bisa digunakan menangkal menyebarnya virus flu burung seperti lidah buaya, temulawak, dan kunyit.

"Temulawak dan kunyit bisa dikonsumsi dalam bentuk minuman guna mencegah peningkatan konsentrasi sitokin dalam tubuh akibat inveksi virus AI dengan sub tipe H5N1. Itu efektif, mengingat kandungan curcuma yang ada pada keduanya berpotensi sebagai inhibitor terhadap sintesis sitokin," katanya.

Hal sama, katanya, juga terdapat pada tanaman lidah buaya. "Lidah buaya memiliki kandungan emodin dan scutellaria yang berfungsi sebagai antiviral. Bahan itu mampu menghancurkan enzim yang terdapat pada virus flu burung," katanya.

Namun, kata ahli forensik dan DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) itu, formulasi herbal medicine yang tepat sampai saat ini masih menunggu para peneliti dari Fakultas Farmasi untuk merumuskannya, sehingga dapat digunakan menanggulangi virus flu burung.

ditanya tentang infeksi flu burung pada manusia, ia menilai hal itu bersumber dari sektor peternakan, karena itu penyelesaiannya harus bersifat terintegrasi dan terkoordinasi antar instansi.

"Departemen Pertanian sendiri sudah menetapkan sembilan langkah strategis guna menangani merebaknya virus itu, diantaranya biosekuriti yang ketat, depoluasi, vaksinasi, pengendalian lalu lintas, surveilians, penelusuran, dan public awareness melalui restocking, stamping out di daerah yang baru tertular, serta monitoring dan evaluasi," katanya.

Selain itu, Departemen kesehatan juga sudah menetapkan langkah penanggunalan virus flu burung, antara lain mencegah infeksi baru pada hewan/unggas, melindungi kelompok beresiko tinggi dengan biosekuriti, strategi surveilans sebagaimana diterapkan Deptan dan strategi komunikasi, informasi serta edukasi.

"Depkes juga mengeluarkan strategi menajemen kasus dan pengendalian infeksi di sarana kesehatan, peningkatan studi/penelitian kesehatan, dan menyatakan bahwa flu burung merupakan kejadian Luar Biasa (KLB) dalam skala nasional sehingga setiap orang harus benar-benar waspada," katanya. (*/erl)

1. IV. Menurut Ir Sumardi MSc, Peneliti dan dosen Fakultas Teknologi Pangan, Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang

ditemukan, Jamu Jawa Penangkal Flu Burung

SEMARANG-Wabah flu burung (Avian Influenza) pernah meluluh-lantakkan peternak unggas (ayam dan burung puyuh) di Indonesia pada tahun 2003-2004. Sebanyak 16,23 juta unggas mati pada periode Agustus 2003-Juli 2004. Ribuan peternak besar dan kecil bangkrut gara-gara flu burung yang menyebar dari daratan Asia ke Indonesia.
untuk wilayah Jawa Tengah saja, kala itu ada 8,17 juta unggas yang mati sia-sia. Virus itu ternyata masih saja muncul pada tahun 2005. Flu burung tetap menjadi momok bagi peternak unggas. Tapi bangsa Indonesia masih beruntung. di tengah kebingungan dunia mencari penangkal penyebaran flu burung, ternyata ada warga Indonesia yang berhasil menemukan jamu agar unggas kebal terhadap flu burung.
Penemu itu adalah Ir Sumardi MSc, produsen jamu ternak merek Pro_Aktif yang masih bekerja sebagai dosen Fakultas Teknologi Pangan, Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang. "Ini memang temuan tidak sengaja. Jamu sebagai penambah nafsu makan ternak agar cepat gemuk itu berupa campuran bubuk buah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl), ekstrak rimpang temu lawak (Curcuma xanthorriza Roxb), ekstrak rimpang temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb), bubuk rimpang lempuyang wangi (Zingiber aromaticum, Val), madu lebah, gula tebu sebagai pengawet alamiah, dan air sebagai pelarut," kata Sumardi di Semarang, Senin (29/8) pagi.

Hasil Bersaudara
Ia menjelaskan, ekstrak temu ireng dan temu lawak efektif meningkatkan nafsu makan, sehingga mempercepat pembesaran, serta memperpendek masa pemeliharaan dan menghemat penggunaan pakan.
Temuan ramuan itu adalah kerja sama dengan kakaknya bernama Edi Sutrisno, lulusan STM. Mereka empat tahun silam beternak sapi dan kambing di kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Upaya penggemukan sapi dan kambing itu ternyata bisa diterapkan untuk ayam dan babi. Khusus pada ayam, dengan nafsu makan yang tinggi ini, ayam dapat makan apa saja, termasuk bekatul dan jagung.
Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pada peningkatan pakan 60 persen, berat ayam bisa mencapai 1,7รข€“1,8 kg, apabila diberi pakan konsentrat 100 persen umur ayam hanya 27 hari.
Sementara bila konsentrat 50 persen dicampur dengan bekatul dan jagung 50 persen, untuk bisa mencapai berat 1,8 kg memerlukan waktu 31 hari.
Sedangkan bila pakan konsentrat 25 persen dicampur bekatul dan jagung 50 persen, umur ayam harus 36 hari.
"Akan tetapi jamu itu ternyata mengandung senyawa-senyawa yang dapat melemahkan virus flu burung. Hasil Uji Serologi Balai Veteriner Wates, Yogyakarta, pada awal Agustus 2005 menunjukkan virus yang melemah inilah yang membentuk antibodi pada ayam, sehingga memiliki daya tahan yang tinggi.
dari pengkajian lebih rinci ternyata ada beberapa senyawa dari keempat bahan jamu tersebut yang memiliki daya melemahkan flu burung," kata Sumardi.

Uji Coba
Pengujian lapangan dimulai pada 24 Juli 2005, dengan DOC (anak ayam) umur 2 hari di sebuah peternakan ayam di Jawa Timur dengan menggunakan empat perlakuan, masing-masing 100 ekor ayam. Pertama dengan kontrol tanpa perlakuan Pro_Aktif (tanpa jamu), kedua dengan pemberian dosis rendah, ketiga dosis sedang, keempat dengan dosis tinggi.pada umur empat hari ayam diberi perlakuan serangan flu burung secara buatan, dengan cara menempatkan ayam mati di sekitar kandang. Hasilnya, ayam kontrol (tanpa jamu) mati pada hari ke-5, dan pada hari ke-9 semua ayam kontrol sudah mati.pada saat ayam berumur 22 hari, lima sampel dari masing-masing ayam perlakuan (telah diberi jamu) dikirim ke Balai Veteriner Yogyakarta untuk diuji Tantang dengan Virus Flu Burung. Hasilnya ternyata semua ayam perlakuan itu lolos alias tidak terinveksi flu burung. Sebenarnya, jamu buatan Sumardi itu bukan hanya untuk penggemukan ayam, namun juga untuk ternak sapi, babi, dan kambing. "Penelitian tentang jamu itu sudah saya lakukan sejak empat tahun silam. ketika ada flu burung mewabah, saya mencoba melakukan penelitian sendiri dengan mendekatkan ayam yang terkena flu burung itu ke ternak ayam yang sudah saya beri jamu. Ternyata hasilnya ayam yang sudah saya beri jamu tidak tertular flu burung," tuturya.
Kabar itulah kemudian yang menjadikan Menteri Pertanian meminta agar temuan tersebut diselidiki lebih teliti di Balai Veteriner Wates, Yogyakarta. Penelitian pun dilakukan dengan membawa 12 ekor ayam usia 22 hari. di sana setiap ayam diberi 4 juta virus flu burung. Ternyata ayam itu tidak mati.
"yang pasti, jamu ini bukan untuk manusia. Sejauh ini tetap untuk penggemukan hewan. Jika kemudian bisa membuat kekebalan ternak terhadap flu burung, itu merupakan hasil sampingan," kata dosen ini.

setiap hari diberi larutan jamu hewan melalui air minum ternyata memberi respon positif terhadap pertumbuhan dan stamina ayam menjadi lebih baik (jarang sakit dan mortalitas rendah), lemak karkas sangat rendah, aroma daging dan telur tidak amis, warna kuning telur lebih oranye/skor diatas 7, serta bau kotoran ayam (ammonia) di sekitar kandang berkurang. Ternak ayam ras broiler, petelur maupun unggas lokal (ayam dan itik) yang diberi ramuan tanaman obat sebagai "feed additive" menunjukkan peningkatan terhadap efisiensi pakan dan kesehatan ternak

"Virus AI sangat peka dengan seluruh jenis disinfektan, termasuk bio-disinfektan, sehingga tidak memerlukan terknologi tinggi untuk menghambat virus tersebut. Cukup dengan pengobatan herbal, maka virus itu dapat hancur," katanya.

"Menurut ketua Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia itu, di Indonesia sendiri saat ini tersedia cukup banyak bahan herbal yang bisa digunakan menangkal menyebarnya virus flu burung seperti lidah buaya, temulawak, dan kunyit.

"Temulawak dan kunyit bisa dikonsumsi dalam bentuk minuman guna mencegah peningkatan konsentrasi sitokin dalam tubuh akibat inveksi virus AI dengan sub tipe H5N1. Itu efektif, mengingat kandungan curcuma yang ada pada keduanya berpotensi sebagai inhibitor terhadap sintesis sitokin," katanya.

"Berdasarkan laporan dari sejumlah peternak unggas, penggunaan secara rutin jamu berupa ramuan seperti kunyit, bawang putih dan daun pepaya yang dicampurkan pada air minum atau pakan ayam dan burung puyuh menghindarkan ternak tersebut dari AI," kata Peneliti dari Puslit Bioteknologi LIPI Sri Sulandri.

dia menambahkan, bahan ramuan tanaman obat yang dipilih dari beberapa jenis seperti kunyit, langkuas, jahe, temulawak, atau kencur yang dibuat sesuai kepentingan dan fungsinya bisa menjadi ramuan yang biasa disebut jamu hewan. Jamu hewan bisa meningkatkan nafsu makan, menyehatka ."dari riset yang diujicobakan, pertambahan bobot badan ayam lokal yang diberi buah mengkudu nyata lebih tinggi dibanding jika tidak," katanya

Cara Pembuatan Jamu Ternak | Hewan

A. Alat dan Bahan Membuat Jamu Ternak


Bahan
Untuk memperoleh larutan Jamu Ternak : "Bio Suplemen Altrnatif” dalam larutan 100 liter air, dibutuhkan bahan-bahan sebagai berikut :

NoBahanBanyaknya
1.Kunyit10 Kg
2.Jahe2.5 Kg
3.Gula / Molase5 Kg
4.Asam Jawa0.5 Kg
5.EM4200 Ml
6.Air100 Ltr
    Alat
    • Ember
    • drum plastik
    • gayung
    • blender/parutan
    • pengaduk
    • saringan dan
    • botol plastik kemasan
    Langkah pembuatan
    1. Blender atau parut kunyit dan jahe
    2. blender asam jawa yang telah dipisahkan dari bijinya
    3. Campurkan ketiga bahan tersebut dalam ember, kemudian aduk dengan tambahan gula/molase dan lakukan penyaringan
    4. Larutkan hasil saringan tersebut bersama larutan EM4 dalam 100 lt di dalam drum plastik
    5. Tutup drum plastik trsebut dan lakukan fermentasi slama 1 sampai 2 minggu.
    6. Selanjutnya hasil fermentasi siap diaplokasikan atau disimpan/dijual dalam botol-botol kemasan plastik

    B. Cara mengaplikasi dan menyimpan Jamu Ternak

    1. Larutkan setiap 0.5 – 1 ml Jamu Trnak dalam 1 liter air minum atau ditambahkan sebagai campuran konsentrat.
    2. Sebaiknya aplikasi dilakukan setiap hari
    3. Untuk memprtahankan mutu, simpan dalam kedaan trtutup ditmpat sejuk dan hindarkan dari sinar matahari langsung
    Mengingat besanya manfaat Jamu Ternak ini sbaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk diproleh komposisi bahan, jenis probiotik dan teknis pembuatan Jamu Ternak yang lebih baik, serta pengkajian pengaruh pemberian jamu ternak yang lebih akurat terhadap sapi dan ternak lain. Untuk lebih efisien dan lebih praktis Jamu Ternak dapat diproduksi masal dan profsional di tingkat lokal, baik oleh kelompok tani maupun Gabungan kelompok

    0 comments:

    Post a Comment

    Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More