Kebun Sengon | Jenjeng (Albasia)

Jual Kebun Sengon/Jenjeng (Albasia) di bukit arroyan juga tersedia artikel tentang cara bagaimana menanam serta analisa usahanya

Jarak Kepyar(Peluang Usaha)

Peluang Usaha Menguntungkan, Jarak Kepyar Komoditas pertanian bidang hrotikultura dengan penanaman sekali panen terus-terusan

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Tuesday, June 14, 2011

Pupuk Organik Cair | Kompos

Pupuk Organik Super M dan Pupuk Bio Kompos

Arroyan membuat dua jenis : Pupuk cair dan Pupuk kompos, dimana yang cair kami beri nama Pupuk Organik Super M dan satunya lagi kami beri nama Pupuk Bio Kompos.

Untuk Melihat Harga Silahkan Disini

PUPUK ORGANIK DAN PUPUK HAYATI (ORGANIC FERTILIZER AND BIOFERTILIZER)

Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan organik asal tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi tanaman. Dalam Permentan No.2/Pert/Hk.060/2/2006, tentang pupuk organik dan pembenah tanah, dikemukakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Definisi tersebut menunjukkan bahwa pupuk organik lebih ditujukan kepada kandungan C-organik atau bahan organik daripada kadar haranya; nilai C-organik itulah yang menjadi pembeda dengan pupuk anorganik. Bila C-organik rendah dan tidak masuk dalam ketentuan pupuk organik maka diklasifikasikan sebagai pembenah tanah organik. Pembenah tanah atau soil ameliorant menurut SK Mentan adalah bahan-bahan sintesis atau alami, organik atau mineral.

Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota. Kompos merupakan produk pembusukan dari limbah tanaman dan hewan hasil perombakan oleh fungi, aktinomiset, dan cacing tanah. Pupuk hijau merupakan keseluruhan tanaman hijau maupun hanya bagian dari tanaman seperti sisa batang dan tunggul akar setelah bagian atas tanaman yang hijau digunakan sebagai pakan ternak. Sebagai contoh pupuk hijau ini adalah sisa–sisa tanaman, kacang-kacangan, dan tanaman paku air Azolla. Pupuk kandang merupakan kotoran ternak.

Limbah ternak merupakan limbah dari rumah potong berupa tulang-tulang, darah, dan sebagainya. Limbah industri yang menggunakan bahan pertanian merupakan limbah berasal dari limbah pabrik gula, limbah pengolahan kelapa sawit, penggilingan padi, limbah bumbu masak, dan sebagainya. Limbah kota yang dapat menjadi kompos berupa sampah kota yang berasal dari tanaman, setelah dipisah dari bahan-bahan yang tidak
dapat dirombak misalnya plastik, kertas, botol, dan kertas. Istilah pupuk hayati digunakan sebagai nama kolektif untuk semua kelompok fungsional mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah, sehingga dapat tersedia bagi tanaman. Pemakaian istilah ini relatif baru dibandingkan dengan saat penggunaan salah satu jenis pupuk hayati komersial pertama di dunia yaitu inokulan Rhizobium yang sudah lebih dari 100 tahun yang lalu. Pupuk hayati dalam buku ini dapat didefinisikan sebagai inokulan berbahan aktif organisme hidup yang berfungsi untuk menambat hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya hara dalam tanah bagi tanaman. Memfasilitasi tersedianya hara ini dapat berlangsung melalui peningkatan akses tanaman terhadap hara misalnya oleh cendawan mikoriza arbuskuler, pelarutan oleh mikroba pelarut fosfat, maupun perombakan oleh fungi, aktinomiset atau cacing tanah. Penyediaan hara ini berlangsung melalui hubungan simbiotis atau nonsimbiotis. Secara simbiosis berlangsung dengan kelompok tanaman tertentu atau dengan kebanyakan tanaman, sedangkan nonsimbiotis berlangsung melalui penyerapan hara hasil pelarutan oleh kelompok mikroba pelarut fosfat, dan hasil perombakan bahan organik oleh kelompok organisme perombak.
Kelompok mikroba simbiotis ini terutama meliputi bakteri bintil akar dan cendawan mikoriza. Penambatan N2 secara simbiotis dengan tanaman kehutanan yang bukan legum oleh aktinomisetes genus Frankia di luar cakupan buku ini. Kelompok cendawan mikoriza yang tergolong ektomikoriza juga di luar cakupan baku ini, karena kelompok ini hanya bersimbiosis dengan berbagai tanaman kehutanan. Kelompok endomikoriza yang akan dicakup dalam buku ini juga hanya cendawan mikoriza vesikulerabuskuler, yang banyak mengkolonisasi tanaman-tanaman pertanian.

Kelompok organisme perombak bahan organik tidak hanya mikrofauna tetapi ada juga makrofauna (cacing tanah). Pembuatan vermikompos melibatkan cacing tanah untuk merombak berbagai limbah seperti limbah pertanian, limbah dapur, limbah pasar, limbah ternak, dan limbah industri yang berbasis pertanian. Kelompok organisme perombak ini dikelompokkan sebagai bioaktivator perombak bahan organik. Sejumlah bakteri penyedia hara yang hidup pada rhizosfir akar (rhizobakteri) disebut sebagai rhizobakteri pemacu tanaman (plant growthpromoting rhizobacteria=PGPR). Kelompok ini mempunyai peranan ganda di samping (1) menambat N2, juga; (2) menghasilkan hormon tumbuh (seperti IAA, giberelin, sitokinin, etilen, dan lain-lain); (3) menekan penyakit tanaman asal tanah dengan memproduksi siderofor glukanase, kitinase, sianida; dan (4) melarutkan P dan hara lainnya (Cattelan et al., 1999; Glick et al., 1995; Kloepper, 1993; Kloepper et al., 1991). Sebenarnya tidak hanya kelompok ini yang memiliki peranan ganda (multifungsi) tetapi juga kelompok mikroba lain seperti cendawan mikoriza. Cendawan ini selain dapat meningkatkan serapan hara, juga dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit terbawa tanah, meningkatkan toleransi tanaman terhadap
kekeringan, menstabilkan agregat tanah, dan sebagainya, tetapi berdasarkan hasil-hasil penelitian yang ada peranan sebagai penyedia hara lebih menonjol daripada peranan-peranan lain. Pertanyaan yang mungkin timbul ialah apakah multifungsi suatu mikroba tertentu apabila digunakan sebagai inokulan dapat terjadi secara bersamaan, sehingga tanaman yang diinokulasi dapat memperoleh manfaat multifungsi mikroba tersebut.

Kebanyakan kesimpulan tersebut berasal dari penelitian-penelitian terpisah, misalnya pengaruh terhadap serapan hara pada suatu percobaan, dan pengaruh terhadap toleransi kekeringan pada percobaan lain. Mungkin sekali fungsi-fungsi tersebut hanya dimiliki spesies tertentu pada suatu kelompok fungsional tertentu, atau mungkin juga fungsi-fungsi ini hanya dimiliki oleh strain atau strain-strain tertentu dalam suatu spesies, atau kondisi lingkungan dimana tanaman tersebut tumbuh.

Subha Rao (1982) menganggap sebenarnya pemakaian inokulan mikroba lebih tepat dari istilah pupuk hayati. Ia sendiri mendefinisikan pupuk hayati sebagai preparasi yang mengandung sel-sel dari strain-strain efektif mikroba penambat nitrogen, pelarut fosfat atau selulolitik yang digunakan pada biji, tanah atau tempat pengomposan dengan tujuan meningkatkan jumlah mikroba tersebut dan mempercepat proses mikrobial tertentu untuk menambah banyak ketersediaan hara dalam bentuk tersedia yang dapat diasimilasi tanaman.

FNCA Biofertilizer Project Group (2006) mengusulkan definisi pupuk hayati sebagai substans yang mengandung mikroorganisme hidup yang mengkolonisasi rizosfir atau bagian dalam tanaman dan memacu pertumbuhan dengan jalan meningkatkan pasokan ketersediaan hara primer dan/atau stimulus pertumbuhan tanaman target, bila dipakai pada benih, permukaan tanaman, atau tanah. Pengertian pupuk hayati pada buku ini lebih luas daripada istilah yang dikemukakan oleh Subha Rao (1982) dan FNCA Biofertilizer Project Group (2006). Mereka hanya membatasi istilah pupuk hayati pada mikroba, sedangkan istilah yang dipakai pada buku ini selain melibatkan mikroba juga makrofauna seperti cacing tanah. Bila inokulan hanya mengandung pupuk hayati mikroba, inokulan tersebut dapat juga disebut pupuk mikroba (microbial fertilizer) Mikroorganisme dalam pupuk mikroba yang digunakan dalam bentuk inokulan dapat mengandung hanya satu strain tertentu atau monostrain tetapi dapat pula mengandung lebih dari satu strain atau multistrain. Strain-strain pada inokulan multistrain dapat berasal dari satu kelompok inokulasi silang (cross-inoculation) atau lebih. Pada mulanya hanya dikenal inokulan yang hanya mengandung satu kelompok fungsional mikroba (pupuk hayati tunggal), tetapi perkembangan teknologi inokulan telah memungkinkan memproduksi inokulan yang mengandung lebih dari satu kelompok fungsional mikroba. Inokulan-inokulan komersial saat ini mengandung lebih dari suatu spesies atau lebih dari satu kelompok fungsional mikroba. Karena itu Simanungkalit dan Saraswati (1993) memperkenalkan istilah pupuk hayati majemuk untuk pertama kali bagi
pupuk hayati yang mengandung lebih dari satu kelompok fungsional.

Cara Pembuatan Pupuk Kompos

Cara pembuatan pupuk kompos secara cepat pupuk atau pupuk alam pada umumnya. Semuanya itu merupakan unsur yang sangat penting untuk kesuburan tanah.
Pembuatannya ada yang tradisional 1-1,5 bulan (baru jadi), untuk mempercepat pupuk kompos supaya segera dipakai dan juga hasilnya bagus, bagaimanapun juga dengan kecepatan kita harus mempertahankan kualitasnya.

Pertama, siapkan bahan-bahannya terlebih dahulu. Daun-daun yang harus disiapkan (sisa-sisa makanan ternak), hampir semua makan ternak bisa karena mengandung kandungan nutrisi yang bagus untuk tanaman, disamping itu kita juga menyiapkan arang sekam (satu kaleng), dedak yang halus (satu kaleng), kotoran ternak dan karena daunnya masih utuh maka dipotong-potong terlebih dahulu (dicacah) paling panjang 2,5 cm, kemudian dicampur jadi satu. Setelah itu membuat tetes tebu, kalau tidak ada, kita bisa buat dari gula merah diencerkan kira-kira dua liter namun kita ambil lima sendok saja, kemudian EM4 (starter yang bisa kita beli). Kita ambil 5 sdm, kmdian kita siapkan air, kita campur dengan 10 liter air.

Kemudian kita letakkan di pasangan semen atau tikar yang rapat (yang teduh), kita ratakan di situ dengan ketinggian kira-kira maksimal 15 cm, untuk ukuran panjang terserah saja disesuaikan kondisi tempat dan tutupnya, yang penting ditutup rapat. Ditutup kira-kira empat hari.

Cara Membuat Pupuk Organik Cair

Penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus berdampak buruk terhadap kualiatas lahan pertanian. Unsur hara tanah akan hilang. Hal ini berbeda ketika mempergunakan pupuk organik. Pengunaan pupuk organik baik padat maupun cair secara terus menerus justru meningkatkan kualitas tanah.


Pupuk organik selain lebih murah, juga efisien. Dengan memanfaatkan limbah organik, pupuk organik baik padat maupun cair bisa diproduksi sendiri. Secara sekonomi lebih murah dan tidak tergantung pabrik.

Seorang patani H Ali Mugni asal Desa Laban, Kecamatan Pedes, Kerawang Jawa Barat telah membuktikan hal itu. Dalam buku “Angin di Hamparan Karawang,” karangan Ratam S, Solihin T, A Agus, Eno Mayono, dan Hery Prasetiyo yang diterbitkan oleh Forum Petani Karawang dan Nastari ia menceritakan membuat pupuk cair organik dari limbah sabut kelapa. Pupuk cair serabut kapala ini sebagai pengganti pupuk KCl (kimia). Hsail panen dari lahan yang diberi pupuk cair ini juga tidak jauh beda ketika memakai pupuk kimia.

Berikut formula pupuk cair ala H Ali Mugni :

Bahan dan Alat
  1. Sabut kelapa 25 kg
  2. Satu drum bekas
  3. Air 40 liter

Cara pembuatan

  1. Sabut kelapa yang telah dibersihkan dimasukkan ke dalam drum.
  2. Tuangkan air ke dalam drum hingga separuhnya terisi.
  3. Drum harus tertutup rapat. Kedap air dan tidak terkena sinar matahari langsung.
  4. Diamkan rendaman hingga 15 hari.
  5. Setelah 15 hari buka tutup drum dan perhatikan air rendaman. Jika berwarna kuning kehitaman, pupuk cair siap dipergunakan.

Aturan Pakai
  1. Pemupukan lahan dilakukan dua kali dalam satu musim tanam
  2. Pertama sebagai pupuk dasar sebelum lahan ditanami atau pada fase pengolahan tanah
  3. Kedua pupuk diberikan setelah padi memasuki masa primordia (awal tumbuh). Pupuk disemprotkan pada batang padi tanpa dicairkan lagi (ditambah air)
Jadi Untuk Apa Kita menunggu segeralah gunakan Pupuk Organik Cair (Super M) / Pupuk Kompos (Bio Kompos) dari Arroyan.

Jamu Ternak | Hewan Peliharaan

Jamu Ternak / Jamu Hewan Peliharaan

Alroyan Membuat Jamu Ternak /Jamu Hewan untuk Ternak/Hewan Peliharaan anda, sangat Baik untuk pertumbuhan, kesehatan, serta rasa daging yang dihasilkan lebih enak.

Super M merupakan jamu dan bukan sebagai asupan tambahan, tetapi bukan cekok yang biasa beredar dipasaran, karena jamu merangsang saraf bekerja dengan baik, sebagai perbaikan jaringan yang rusak serta menambah daya tahan tubuh, juga menambah nafsu makan.

Untuk harga Jamu Ternak Silahkan lihat disini.

Jamu Ternak Super M untuk Ternak/Hewan Peliharaan Anda

Jamu ternak Super M guna merupakan pengembangan inovasi baru bioteknologi khusus di bidang peternakan, pertanian, dan perikanan dengan memanfaatkan mikroorganisme local yang bermanfaat dan menguntungkan melalui kultur campuran dengan konsep saling menguntungkan dan ramah lingkungan
Jamu Ternak / Jamu Hewan merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan untuk pertumbuhan dan produksi, sebagian besar terdiri dari bakteri lactobacillus sp, photoshyntetic, streptomices sp, yeast, dan bakteri lainya.
Jamu Ternak Super M tidak mengandung bahan kimia sehingga aman untuk ternak, tanaman, ikan, lingkungan dan yang menggunakanya.

KEGUNAAN
1. Menyeimbangkan mikroorganisme yang menguntungkan dalam perut ternak.
2. Memperbaiki kesehatan ternak.
3. Mencegah bau tidak sedap pada kandang dan kotoran ternak.
4. Bisa digunakan untuk pembuatan silase / hijauan pakan ternak.

Khasiat Jamu Ternak | Hewan

Ramuan tanaman obat pada umumnya dikonsumsi oleh manusia untuk tujuan menjaga kesehatan atau sebagai pengobatan beberapa penyakit tertentu. Sejak krisis moneter yang terjadi di Indonesia sampai saat ini harga obat-obatan buatan pabrik (impor) sangat mahal, sehingga tidak terjangkau oleh para petani ternak, khususnya peternak dalam skala menengah ke bawah. Oleh karena itu peternak berupaya mencari alternative lain dengan memanfaatkan beberapa tanaman obat sebagai obat tradisional yang disebut jamu hewan yang dapat diberikan dalam bentuk larutan melalui air minum dan atau dalam bentuk simplisia (tepung) yang dicampur kedalam ransum sebagai "feed additive" maupun "feed supplement". Tujuan makalah ini untuk mensosialisasikan dan menginformasikan manfaat dan khasiat dari tanaman obat sebagai jamu dan atau "feed additive" untuk ternak. Jamu hewan atau ramuan beberapa tanaman obat tersebut dapat dibuat sendiri oleh petani ternak dan harganya lebih murah dibandingkan obat pabrik, tetapi khasiatnya cukup baik untuk pencegahan maupun pengobatan pada ternak unggas, antara lain penyakit gangguan pernafasan (Snot dan CRD), koksidiosis, kurang nafsu makan, diare, feses hijau. Pemberian jamu hewan maupun tanaman obat obat sebagai "feed additive" sudah banyak dilakukan oleh peternak unggas (ayam lokal, ayam ras broiler, layer, puyuh, itik serta unggas kesayangan) di wilayah DKI, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Riau). Ternak ayam lokal (kampung) pedaging maupun petelur yang dipelihara pada kelompok ternak di Jakarta Selatan, setiap hari diberi larutan jamu hewan melalui air minum ternyata memberi respon positif terhadap pertumbuhan dan stamina ayam menjadi lebih baik (jarang sakit dan mortalitas rendah), lemak karkas sangat rendah, aroma daging dan telur tidak amis, warna kuning telur lebih oranye/skor diatas 7, serta bau kotoran ayam (ammonia) di sekitar kandang berkurang. Ternak ayam ras broiler, petelur maupun unggas lokal (ayam dan itik) yang diberi ramuan tanaman obat sebagai "feed additive" menunjukkan peningkatan terhadap efisiensi pakan dan kesehatan ternak

1. II. Menurut SRI SULANDRI , Peneliti dari Puslit Bioteknologi LIPI

JAKARTA-Ramuan obat tradisional dari bahan alami tumbuhan yang telah digunakan secara turuntemurun atau jamu, dilaporkan juga dapat menghindarkan unggas dari serangan virus flu burung (Avian Influenza/AI).

"Berdasarkan laporan dari sejumlah peternak unggas, penggunaan secara rutin jamu berupa ramuan seperti kunyit, bawang putih dan daun pepaya yang dicampurkan pada air minum atau pakan ayam dan burung puyuh menghindarkan ternak tersebut dari AI," kata Peneliti dari Puslit Bioteknologi LIPI Sri Sulandri.

dia menambahkan, bahan ramuan tanaman obat yang dipilih dari beberapa jenis seperti kunyit, langkuas, jahe, temulawak, atau kencur yang dibuat sesuai kepentingan dan fungsinya bisa menjadi ramuan yang biasa disebut jamu hewan. Jamu hewan bisa meningkatkan nafsu makan, menyehatka ."dari riset yang diujicobakan, pertambahan bobot badan ayam lokal yang diberi buah mengkudu nyata lebih tinggi dibanding jika tidak," katanya.(Sindo Sore//fit)

1. III. Menurut ,Dr drh CA Nidom MS, Pakar Flu Burung, dosen FKH Universitas AIrlangga (Unair) Surabaya

Pakar Biomolekuler dari Surabaya Dr drh CA Nidom MS menyatakan penyakit Flu Burung akibat virus avian influenza (AI) dapat dicegah dan disembuhkan dengan pengobatan tradisional melalui berbagai tanaman dan tumbuh-rumbuhan (herbal medicine) seperti temulawak, kunyit, dan lidah buaya (aloe vera).

"Upaya pencegahan dan penanggulangan virus flu burung sebetulnya relatif mudah dilakukan dan tidak memerlukan penerapan teknologi yang tinggi seperti yang selama ini diperkirakan masyarakat dan kalangan kedokteran," kata dosen FKH Universitas AIrlangga (Unair) Surabaya itu, Minggu.

dia yang juga aktif pada penelitian Flu Burung Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) itu menjelaskan struktur virus AI sebenarnya dapat rusak hanya dengan sabun (deterjen).

"Virus AI sangat peka dengan seluruh jenis disinfektan, termasuk bio-disinfektan, sehingga tidak memerlukan terknologi tinggi untuk menghambat virus tersebut. Cukup dengan pengobatan herbal, maka virus itu dapat hancur," katanya.

"Menurut ketua Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia itu, di Indonesia sendiri saat ini tersedia cukup banyak bahan herbal yang bisa digunakan menangkal menyebarnya virus flu burung seperti lidah buaya, temulawak, dan kunyit.

"Temulawak dan kunyit bisa dikonsumsi dalam bentuk minuman guna mencegah peningkatan konsentrasi sitokin dalam tubuh akibat inveksi virus AI dengan sub tipe H5N1. Itu efektif, mengingat kandungan curcuma yang ada pada keduanya berpotensi sebagai inhibitor terhadap sintesis sitokin," katanya.

Hal sama, katanya, juga terdapat pada tanaman lidah buaya. "Lidah buaya memiliki kandungan emodin dan scutellaria yang berfungsi sebagai antiviral. Bahan itu mampu menghancurkan enzim yang terdapat pada virus flu burung," katanya.

Namun, kata ahli forensik dan DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) itu, formulasi herbal medicine yang tepat sampai saat ini masih menunggu para peneliti dari Fakultas Farmasi untuk merumuskannya, sehingga dapat digunakan menanggulangi virus flu burung.

ditanya tentang infeksi flu burung pada manusia, ia menilai hal itu bersumber dari sektor peternakan, karena itu penyelesaiannya harus bersifat terintegrasi dan terkoordinasi antar instansi.

"Departemen Pertanian sendiri sudah menetapkan sembilan langkah strategis guna menangani merebaknya virus itu, diantaranya biosekuriti yang ketat, depoluasi, vaksinasi, pengendalian lalu lintas, surveilians, penelusuran, dan public awareness melalui restocking, stamping out di daerah yang baru tertular, serta monitoring dan evaluasi," katanya.

Selain itu, Departemen kesehatan juga sudah menetapkan langkah penanggunalan virus flu burung, antara lain mencegah infeksi baru pada hewan/unggas, melindungi kelompok beresiko tinggi dengan biosekuriti, strategi surveilans sebagaimana diterapkan Deptan dan strategi komunikasi, informasi serta edukasi.

"Depkes juga mengeluarkan strategi menajemen kasus dan pengendalian infeksi di sarana kesehatan, peningkatan studi/penelitian kesehatan, dan menyatakan bahwa flu burung merupakan kejadian Luar Biasa (KLB) dalam skala nasional sehingga setiap orang harus benar-benar waspada," katanya. (*/erl)

1. IV. Menurut Ir Sumardi MSc, Peneliti dan dosen Fakultas Teknologi Pangan, Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang

ditemukan, Jamu Jawa Penangkal Flu Burung

SEMARANG-Wabah flu burung (Avian Influenza) pernah meluluh-lantakkan peternak unggas (ayam dan burung puyuh) di Indonesia pada tahun 2003-2004. Sebanyak 16,23 juta unggas mati pada periode Agustus 2003-Juli 2004. Ribuan peternak besar dan kecil bangkrut gara-gara flu burung yang menyebar dari daratan Asia ke Indonesia.
untuk wilayah Jawa Tengah saja, kala itu ada 8,17 juta unggas yang mati sia-sia. Virus itu ternyata masih saja muncul pada tahun 2005. Flu burung tetap menjadi momok bagi peternak unggas. Tapi bangsa Indonesia masih beruntung. di tengah kebingungan dunia mencari penangkal penyebaran flu burung, ternyata ada warga Indonesia yang berhasil menemukan jamu agar unggas kebal terhadap flu burung.
Penemu itu adalah Ir Sumardi MSc, produsen jamu ternak merek Pro_Aktif yang masih bekerja sebagai dosen Fakultas Teknologi Pangan, Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang. "Ini memang temuan tidak sengaja. Jamu sebagai penambah nafsu makan ternak agar cepat gemuk itu berupa campuran bubuk buah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl), ekstrak rimpang temu lawak (Curcuma xanthorriza Roxb), ekstrak rimpang temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb), bubuk rimpang lempuyang wangi (Zingiber aromaticum, Val), madu lebah, gula tebu sebagai pengawet alamiah, dan air sebagai pelarut," kata Sumardi di Semarang, Senin (29/8) pagi.

Hasil Bersaudara
Ia menjelaskan, ekstrak temu ireng dan temu lawak efektif meningkatkan nafsu makan, sehingga mempercepat pembesaran, serta memperpendek masa pemeliharaan dan menghemat penggunaan pakan.
Temuan ramuan itu adalah kerja sama dengan kakaknya bernama Edi Sutrisno, lulusan STM. Mereka empat tahun silam beternak sapi dan kambing di kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Upaya penggemukan sapi dan kambing itu ternyata bisa diterapkan untuk ayam dan babi. Khusus pada ayam, dengan nafsu makan yang tinggi ini, ayam dapat makan apa saja, termasuk bekatul dan jagung.
Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pada peningkatan pakan 60 persen, berat ayam bisa mencapai 1,7–1,8 kg, apabila diberi pakan konsentrat 100 persen umur ayam hanya 27 hari.
Sementara bila konsentrat 50 persen dicampur dengan bekatul dan jagung 50 persen, untuk bisa mencapai berat 1,8 kg memerlukan waktu 31 hari.
Sedangkan bila pakan konsentrat 25 persen dicampur bekatul dan jagung 50 persen, umur ayam harus 36 hari.
"Akan tetapi jamu itu ternyata mengandung senyawa-senyawa yang dapat melemahkan virus flu burung. Hasil Uji Serologi Balai Veteriner Wates, Yogyakarta, pada awal Agustus 2005 menunjukkan virus yang melemah inilah yang membentuk antibodi pada ayam, sehingga memiliki daya tahan yang tinggi.
dari pengkajian lebih rinci ternyata ada beberapa senyawa dari keempat bahan jamu tersebut yang memiliki daya melemahkan flu burung," kata Sumardi.

Uji Coba
Pengujian lapangan dimulai pada 24 Juli 2005, dengan DOC (anak ayam) umur 2 hari di sebuah peternakan ayam di Jawa Timur dengan menggunakan empat perlakuan, masing-masing 100 ekor ayam. Pertama dengan kontrol tanpa perlakuan Pro_Aktif (tanpa jamu), kedua dengan pemberian dosis rendah, ketiga dosis sedang, keempat dengan dosis tinggi.pada umur empat hari ayam diberi perlakuan serangan flu burung secara buatan, dengan cara menempatkan ayam mati di sekitar kandang. Hasilnya, ayam kontrol (tanpa jamu) mati pada hari ke-5, dan pada hari ke-9 semua ayam kontrol sudah mati.pada saat ayam berumur 22 hari, lima sampel dari masing-masing ayam perlakuan (telah diberi jamu) dikirim ke Balai Veteriner Yogyakarta untuk diuji Tantang dengan Virus Flu Burung. Hasilnya ternyata semua ayam perlakuan itu lolos alias tidak terinveksi flu burung. Sebenarnya, jamu buatan Sumardi itu bukan hanya untuk penggemukan ayam, namun juga untuk ternak sapi, babi, dan kambing. "Penelitian tentang jamu itu sudah saya lakukan sejak empat tahun silam. ketika ada flu burung mewabah, saya mencoba melakukan penelitian sendiri dengan mendekatkan ayam yang terkena flu burung itu ke ternak ayam yang sudah saya beri jamu. Ternyata hasilnya ayam yang sudah saya beri jamu tidak tertular flu burung," tuturya.
Kabar itulah kemudian yang menjadikan Menteri Pertanian meminta agar temuan tersebut diselidiki lebih teliti di Balai Veteriner Wates, Yogyakarta. Penelitian pun dilakukan dengan membawa 12 ekor ayam usia 22 hari. di sana setiap ayam diberi 4 juta virus flu burung. Ternyata ayam itu tidak mati.
"yang pasti, jamu ini bukan untuk manusia. Sejauh ini tetap untuk penggemukan hewan. Jika kemudian bisa membuat kekebalan ternak terhadap flu burung, itu merupakan hasil sampingan," kata dosen ini.

setiap hari diberi larutan jamu hewan melalui air minum ternyata memberi respon positif terhadap pertumbuhan dan stamina ayam menjadi lebih baik (jarang sakit dan mortalitas rendah), lemak karkas sangat rendah, aroma daging dan telur tidak amis, warna kuning telur lebih oranye/skor diatas 7, serta bau kotoran ayam (ammonia) di sekitar kandang berkurang. Ternak ayam ras broiler, petelur maupun unggas lokal (ayam dan itik) yang diberi ramuan tanaman obat sebagai "feed additive" menunjukkan peningkatan terhadap efisiensi pakan dan kesehatan ternak

"Virus AI sangat peka dengan seluruh jenis disinfektan, termasuk bio-disinfektan, sehingga tidak memerlukan terknologi tinggi untuk menghambat virus tersebut. Cukup dengan pengobatan herbal, maka virus itu dapat hancur," katanya.

"Menurut ketua Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia itu, di Indonesia sendiri saat ini tersedia cukup banyak bahan herbal yang bisa digunakan menangkal menyebarnya virus flu burung seperti lidah buaya, temulawak, dan kunyit.

"Temulawak dan kunyit bisa dikonsumsi dalam bentuk minuman guna mencegah peningkatan konsentrasi sitokin dalam tubuh akibat inveksi virus AI dengan sub tipe H5N1. Itu efektif, mengingat kandungan curcuma yang ada pada keduanya berpotensi sebagai inhibitor terhadap sintesis sitokin," katanya.

"Berdasarkan laporan dari sejumlah peternak unggas, penggunaan secara rutin jamu berupa ramuan seperti kunyit, bawang putih dan daun pepaya yang dicampurkan pada air minum atau pakan ayam dan burung puyuh menghindarkan ternak tersebut dari AI," kata Peneliti dari Puslit Bioteknologi LIPI Sri Sulandri.

dia menambahkan, bahan ramuan tanaman obat yang dipilih dari beberapa jenis seperti kunyit, langkuas, jahe, temulawak, atau kencur yang dibuat sesuai kepentingan dan fungsinya bisa menjadi ramuan yang biasa disebut jamu hewan. Jamu hewan bisa meningkatkan nafsu makan, menyehatka ."dari riset yang diujicobakan, pertambahan bobot badan ayam lokal yang diberi buah mengkudu nyata lebih tinggi dibanding jika tidak," katanya

Cara Pembuatan Jamu Ternak | Hewan

A. Alat dan Bahan Membuat Jamu Ternak


Bahan
Untuk memperoleh larutan Jamu Ternak : "Bio Suplemen Altrnatif” dalam larutan 100 liter air, dibutuhkan bahan-bahan sebagai berikut :

NoBahanBanyaknya
1.Kunyit10 Kg
2.Jahe2.5 Kg
3.Gula / Molase5 Kg
4.Asam Jawa0.5 Kg
5.EM4200 Ml
6.Air100 Ltr
    Alat
    • Ember
    • drum plastik
    • gayung
    • blender/parutan
    • pengaduk
    • saringan dan
    • botol plastik kemasan
    Langkah pembuatan
    1. Blender atau parut kunyit dan jahe
    2. blender asam jawa yang telah dipisahkan dari bijinya
    3. Campurkan ketiga bahan tersebut dalam ember, kemudian aduk dengan tambahan gula/molase dan lakukan penyaringan
    4. Larutkan hasil saringan tersebut bersama larutan EM4 dalam 100 lt di dalam drum plastik
    5. Tutup drum plastik trsebut dan lakukan fermentasi slama 1 sampai 2 minggu.
    6. Selanjutnya hasil fermentasi siap diaplokasikan atau disimpan/dijual dalam botol-botol kemasan plastik

    B. Cara mengaplikasi dan menyimpan Jamu Ternak

    1. Larutkan setiap 0.5 – 1 ml Jamu Trnak dalam 1 liter air minum atau ditambahkan sebagai campuran konsentrat.
    2. Sebaiknya aplikasi dilakukan setiap hari
    3. Untuk memprtahankan mutu, simpan dalam kedaan trtutup ditmpat sejuk dan hindarkan dari sinar matahari langsung
    Mengingat besanya manfaat Jamu Ternak ini sbaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk diproleh komposisi bahan, jenis probiotik dan teknis pembuatan Jamu Ternak yang lebih baik, serta pengkajian pengaruh pemberian jamu ternak yang lebih akurat terhadap sapi dan ternak lain. Untuk lebih efisien dan lebih praktis Jamu Ternak dapat diproduksi masal dan profsional di tingkat lokal, baik oleh kelompok tani maupun Gabungan kelompok

    Jual-Beli Jarak Kepyar (Ricinus Communis)

    KOMODITAS TANAMAN JARAK KEPYAR (Ricinus Communis)


    Tanaman jarak kepyar merupakan tanaman yang hanya memerlukan teknik budidaya sederhana dan dapat hidup pada tanah relatif kurang subur, terutama di tanah yang berstruktur ringan di mana tanaman pangan kurang berkembang. Guna meningkatkan produksi jarak per satuan luas, maka penerapan paket teknologi secara utuh dan peran aktif dari petani/kelompok tani perlu mendapat perhatian utama. Paket teknologi yang dianjurkan kepada petani/kelompok tani dalam intensifikasi usaha jarak kepyar meliputi :

    jarak kepyar
    Biji Jarak Kepayar

    1. Pemakaian bibit unggul,
    2. Pengolahan tanah sesuai baku teknis yang ditentukan, 
    3. Penanaman tepat waktu, 
    4. Penggunaan pupuk secara lima tepat (jenis, jumlah waktu, cara dan tempat), 
    5. Perlindungan tanaman dari organisme Pengganggu tanaman (OPT) yang merugikan, 
    6. Pengairan sesuai kebutuhan, 
    7. Pemungutan dan pengolahan hasil yang baik dan tepat.
    Nama umum Jarak Kepyar :
    Klasifikasi
    Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
    Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
    Sub Kelas : Rosidae
    Ordo : Euphorbiales
    Famili : Euphorbiaceae
    Genus : Ricinus
    Spesies : Ricinus communis L

    PERSYARATAN TUMBUH

    Agar tanaman jarak memberikan hasil yang optimal, harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya. Faktor-faktor pertumbuhan tersebut adalah:

    1. Daerah Penyebaran.
    Penyebaran tanaman jarak terletak antara 300 sampai 520 LU Tinggi tempat yang optimal adalah 300 – 800 meter dari permukaan laut.

    2. Suhu
    Diperlukan iklim yang kering dan panas terutama pada saat berbuah. Suhu rendah pada waktu tanam dan pembungaan akan sangat merugikan yaitu akan tumbuh jamur. Sebaliknya suhu tinggi (lebih dari 380 C) pada saat pembungaan menyebabkan bunga menjadi kering. Tanaman jarak tumbuh baik pada suhu 200 C sampai 260 C.

    3. Kelembaban
    Kelembaban yang tinggi akan mendorong perkembangan penyakit yaitu tumbuhnya cendawan atau jamur.

    4. Lama Penyinaran
    Tanaman jarak tergolong tanaman hari panjang yaitu memerlukan sinar matahari yang langsung dan terus menerus sepanjang hari. Sehingga tanaman jarak tidak boleh terlindung tanaman lainnya, yang berakibat pertumbuhannya akan terhambat.

    5. Curah Hujan
    Faktor utama yang berpengaruh terhadap tanaman adalah intensitas hujan, hari hujan per bulan dan panjang bulan basah. Intensitas hujan yang tinggi dalam bulan-bulan basah akan mengakibatkan timbulnya serangan cendawan dan bakteri, baik pada bagian atas maupun di dalam tanah. Curah hujan yang optimal 700-1200 mm per tahun yang tersebar selama 2 bulan yaitu pada saat tanam. Pada saat berbunga dan berbuah membutuhkan bulan kering minimal 3 bulan.

    6. Tanah
    Tidak diperlukan tanah subur tetapi lebih sesuai bila struktur tanahnya ringan, umumnya produksi optimum dicapai pada tanaman yang tumbuh di tanah lempung berpasir dan mempunyai pH 5-6,5. Tanaman jarak sangat peka terhadap genangan air karena itu drainasenya harus baik.

    PEMILIHAN LOKASI

    Sebagai pertimbangan pertama untuk pemilihan lokasi adalah jenis tanah, utamanya struktur tanah. Diusahakan untuk memilih lokasi yang jenis tanahnya berstruktur lempung berpasir dan mempunyai drainase yang baik, karena tanaman jarak tidak tahan genangan air. Tanah yang ditanami jarak bebas naungan sehingga mendapat penyinaran matahari penuh. Disamping itu juga iklim kering yang tegas terutama bulan kering lebih 3 (tiga) bulan untuk mendapatkan produksi tinggi.  Sebagai indikator ialah tanaman Kapas, apabila lokasi tersebut tanaman Kapas dapat tumbuh dengan baik berarti jarak pun akan tumbuh baik pula karena keduanya hampir sama persyaratan tumbuhnya terutama tanah dan iklimnya.

    TEKNIK BUDIDAYA PENGOLAHAN TANAH

    Karena sistem perakarannya banyak, diperlukan pengolahan tanah yang dalam supaya perakarannya dapat mencapai persediaan air di dalam tanah pada waktu musim kering. Dilakukan pembajakan guna membasmi gulma dan memutuskan akar-akar, agar volume perakaran lebih sempurna sehingga mampu bertahan dimusim kemarau. Pembajakan untuk memecah bongkah-bongkah serta meratakan tanah. Untuk menghindari genangan air yang dapat mengganggu perakaran perlu dibuatkan saluran air/drainase. Tumpangsari sebaiknya dengan kacang hijau, kedele dan kacang tanah atau jagung.

    Anjuran : Penanaman dengan sistem tumpangsari hasilnya lebih baik dan berlipat ganda.

    PENANAMAN
    • Kebutuhan benih : sistem monokutur 3 Kg/Ha sedangkan sistem tumpangsari 1 Kg/Ha. 
    • Jarak tanam : sistem monokultur 2X1 Meter populasi/Ha 5.000 batang sedangkan,
    • sistem tumpangsari 3X3 Meter populasi/Ha 1.100 batang atau 4X2 Meter populasi/Ha 1.250 batang.
    Cara menanam biji jarak sama dengan palawija lainnya yaitu menggunakan tugal. Benih sebelum ditanam dicelupkan pada insektisida guna menghindari serangan hama awal pertumbuhan. Tanah dilubangi sedalam + 3 cm, masukan benih 1-2 butir kemudian ditutup tanah kembali. Saat yang paling tepat diakhir musim penghujan, diharapkan saat pertumbuhan mendapat siraman hujan + 11/2 bulan dan waktu pembungaan jatuh pada musim kemarau.

    PENYULAMAN
    Dilakukan setelah umur + 1 minggu agar pertumbuhan dapat seragam.

    PENJARANGAN
    Dilakukan pada umur + 2 minggu dengan meninggalkan 1 pohon yang paling baik pertumbuhannya

    PEMELIHARAAN

    PENYIANGAN
    Dilakukan pada umur + 1 bulan dan diulang menurut keadaaan.

    PEMBUMBUNAN
    Dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan pengairan (bila perlu) serta pembuatan drainase.

    PEMUPUKAN
    Pemupukan dapat diberikan dua kali yaitu pada saat tanam dan setelah tanaman berumur 3-4 minggu. Dipakai sistem hara berimbang (NPK) dosis pemakaian per ha 200 kg Urea, 100 kg TSP, 50 kg KCL.
    Harus dilakukan lima tepat :
    1. Jenis Urea, TSP, KCL
    2. Jumlah
    3. Waktu
    4. Cara : Dilubangi sedalam 5-7 Cm
    5. Tempat : Kiri-kanan pohon + 5-10 Cm (kemudian ditutup tanah)
    Dosis Pupuk (gram/batang)
    No Urea TSP KCL Waktu
    1 20 10 10 Saat Tanam
    1 20 -- 3-4 minggu setelah tanam

    PEMANGKASAN
    Bertujuan untuk memperoleh cabang banyak sehingga produksi bertambah, dilakukan saat ketinggian + 30 Cm atau 1 bulan sesudah tanam, sebelum pemupukan kedua dilakukan, dipangkas pucuknya dengan 2 daun dibawahnya.

    PENGAMATAN HAMA
    Perlu dilakukan sedini mungkin + umur 20 hari secara berkala terhadap hama PRODENIA SP, ACHEA SP, HELIOTHIS SP, HELOPELTHIS SP

    JENIS HAMA

    PRODENIA LITURA (Ulat Srengenge warna coklat) 
    Warna coklat hitam, menyerang pada malam hari, siang hari berteduh disela-sela gumpalan tanah. Gejala serangan daun berlubang-lubang. Akibat serangan : daun tidak berasimilasi, produksi menurun.

    ACHEA JANATA (Ulat Kilan)
    Larva memakan daun dengan merusak lapisan kutikula dan akhirnya makan seluruh daun dan buah muda. Akibat serangan : daun tidak berasimilasi, produksi menurun.

    HELIOTHIS ASSULTA
    Larva akan merusak pucuk, bunga, buah muda, Stadium 2-3 minggu. Akibat serangan : Daun tidak berasimilasi produksi menurun.

    HELOPELTHIS ANTONII (Sejenis Kepik)
    Nimpe dan Imago merusak daun dengan menusuk jaringan dan menghisap cairan selnya, daun menjadi berkerut warna kuning. Akibat serangan : daun tidak berasimilasi, produksi menurun.

    CARA PENANGGULANGAN HAMA
    1. Preventif : Benih dicelupkan Insektisida dan Fungisida agar bebas hama dan penyakit
    2. Mekanis : Ulat/telurnya diambil dan dibinasakan .
    3. Kultur Teknis : Pergiliran tanaman.
    4. Sanitasi : Kebersihan lingkungan tanaman
    5. Biologi : Musuh alami yang ada yaitu burung pemakan ulat.
    6. Kimiawi : Penggunaan Diazenon 60EC, Thiodan 35C, Sevin 85S, Nogosdll.
    PEMUNGUTAN DAN PENGOLAHAN HASIL
    Jarak kepyar jenis genjah mulai berbunga umur 2-2 1/2 bulan, panen umur 3 - 31/2 bulan. Jenis Tengahan berbunga umur 2-3 bulan, panen pada umur 31/2 - 4 bulan. Sedangkan jenis dalam berbunga lebih dari 4 bulan. Setiap tandan, buah masaknya tidak serentak. Sebagai patokan bisa dipanen apabila buah sudah kering 60 - 70%, atau buah kering lebih banyak dari buah masih hijau. Dilakukan dengan cara memotong tandan dengan pisau atau gunting yang tajam supaya tidak merusak pohon/cabang lainnya. Tandan-tandan tersebut lalu dijemur dengan sering dibolakbalik dan buah akan pecah biji terlepas sendiri setelah 2-3 hari. Biji dan buah dipisahkan dengan cara ditampi kemudian biji dijemur lagi hingga kering untuk disimpan dan siap dijual/dipasarkan.

    Jual Kebun Sengon | Jenjeng (Albasia)

    Jual Kebun Sengon/Jenjeng (Albasia)

    Alasan Memilih Kebung Sengon / Jenjeng (Albasia) Bukit Arroyan
    • Sejalur dengan Jonggol yang merupakan poros tengah dan salah satu pilihan akan dijadikan ibu kota Indonesia.
    • Kecamatan tanjung Sari Akan dijadikan Kota Pendidikan
    • Investasi yang aman, tenang serta menguntungkan.
    • Bernilai social dan ekologis, harga beli murah harga jual mahal dan cepat kembali.
    • Akses jalan Karawang - Cipanas - Cianjur - Puncak.
    • Suasana Pegunungan dan pertanian.
    Kebun Sengon

      Investasi Kebun Sengon

      Paket Investasi tanah Kavling dengan Bonus Kebun Buah Atau Kebun Sengon dengan status tanah Akte Jual Beli (AJB) ataupun sertifikat. Lokasi Ds. Buana Jaya Kecamatan Tanjung Sari Kab. Bogor.

      Harga Mulai dari Rp. 15 s.d 25 Juta (AJB), dan untuk yang sertifikat harga dimulai dari Rp. 30 s.d 50 juta. Dengan luas area Tanah Kavling 500 Meter termasuk didalamnya pohon sengon sebanyak dua ratus dan sudah termasuk biaya pupuk dan perawatan.

      Investasi menguntungkan masa depan gemilang hanya dengan 50% Dibayar dimuka dan sisanya dapat diangsur 3x angsuran selama 1 tahun. Angsuran mulai dari Rp. 625.000 dan Rp. 1.041.666.

      Kenapa Menanam Pohon Sengon? 

      Kondisi Global
      Isu global tentang lingkungan makin kencang. Kini produk-produk yang terkait dengan kayu hanya diterima kalau produk itu hasil budidaya, bukan dari hasil alam.
      Pemeliharaan Mudah
      Sengon tipe tanaman yang tidak perlu disentuh tangan manusia, sengon setelah tinggi dua meter, tidak dipeliharapun bisa dipanen.
      Daya Hidup Tinggi
      Batang sengon yang patah atau terbakar akan segera tumbuh kembali, karena perakaran sengon itu merupakan perakaran kombinasi sehingga daya jangkauan luas dan mendalam. Makanya mempunyai daya hidup tinggi.
      Nilai Investasi Murah
      Dengan investasi 15-25 Juta anda sudah bisa mempunyai kebun sengon seluas 500 Meter dengan perkiraan hasil panen 5 tahun sebesar 48 juta. Belum termasuk kenaikan harga tanah.
      Penyakit Ganas Tapi Mudah Ditangkal
      Penyakit sengon antara lain : kambing, ulat, penggerek, kanker sengon, dan manusia. Relatif sudah bisa ditangani manajemen.
      Nilai Sosialnya Tinggi
      Bisnis ini melibatkan masyarakat, sehingga mereka merasakan manfaat kehadiran investasi kita, dengan begitu akan terjadi siklus timbal-balik, mereka akan membantu dan menjaga investasi sengon kita. Sehingga terwujud pemberdayaan ekonomi pedesaan.
      Cepat Panen
      Sengon hanya butuh waktu 5 tahun untuk dapat dipanen. Pada tahun ketiga kita sudah mulai menuai hasil dari penjarangan tanaman selanya.
      Harga Jual Mahal
      Harga jual per m3 800 Ribu. Harga penjarangan 50 sampai 250 ribu per m3. Dengan pola penanaman intensifikasi tinggi, maka saat panen sengon umur 5 tahun diameternya mencapai 40-50 cm atau 0,7-0,8 m3 per batang.
      Izin Murah
      Perizinan cukup dilakukan di Kelurahan saja.

      Pasar Lahap Merayap
      Memanen sengon itu seperti panen kacang, mudah, setiap hari industri dan masyarakat memakai kayu, sementara produksinya hanya bisa dilakukan 5 tahun sekali.

      Analisa Usaha Sengon
      Perkiraan pendapatan kebun sengon per Ha, Jumlah bibit yang ditanam (3x1) 3.300 batang.
      Penjarang pada tahun ketiga ditebang 20% penjarangan kedua pada tahun keempat 20% dan pada tahun kelima dipanen sisanya yaitu sebanyak 60% atau 1.980 pohon dikurangi dengan kerusakan 20% maka sisa pohon yang dapat dipanen diperkirakan 1.584 pohon dibulatkan menjadi 1500 pohon. Perkiraan harga normal pohon sengon Rp. 100.000 (harga pesimistis) harga normal perpohon (0,7 m3) Rp. 560.000. Maka perkiraan pendapatan dari panen sengon sebesar Rp. 150.000.000. diasumsikan bagi hasil dengan pengelola (30%) setara dengan hasil penjarangan dan tanaman sela. Penambahan nilai juga akan didapatkan dari harga jual tanah 5 tahun. Tanah tersebut sudah AJB dipastikan akan naik harganya dan apalagi tanah tersebut telah bersertifikat.

      Budidaya Sengon, Jenjeng, Jengjeng, Albasia

      Bagian terpenting yang mempunyai nilai ekonomi pada tanaman sengon adalah kayunya. Pohonnya dapat mencapai tinggi sekitar 30–45 meter dengan diameter batang sekitar 70 – 80 cm. Bentuk batang sengon bulat dan tidak berbanir. Kulit luarnya berwarna putih atau kelabu, tidak beralur dan tidak mengelupas. Berat jenis kayu rata-rata 0,33 dan termasuk kelas awet IV - V.

      Kayu sengon digunakan untuk tiang bangunan rumah, papan peti kemas, peti kas, perabotan rumah tangga, pagar, tangkai dan kotak korek api, pulp, kertas dan lain-lainnya.

      Tajuk tanaman sengon berbentuk menyerupai payung dengan rimbun daun yang tidak terlalu lebat. Daun sengon tersusun majemuk menyirip ganda dengan anak daunnya kecil-kecil dan mudah rontok. Warna daun sengon hijau pupus, berfungsi untuk memasak makanan dan sekaligus sebagai penyerap nitrogen dan karbon dioksida dari udara bebas.

      Sengon memiliki akar tunggang yang cukup kuat menembus kedalam tanah, akar rambutnya tidak terlalu besar, tidak rimbun dan tidak menonjol kepermukaan tanah. Akar rambutnya berfungsi untuk menyimpan zat nitrogen, oleh karena itu tanah disekitar pohon sengon menjadi subur.

      Dengan sifat-sifat kelebihan yang dimiliki sengon, maka banyak pohon sengon ditanam ditepi kawasan yang mudah terkena erosi dan menjadi salah satu kebijakan pemerintah melalui DEPHUTBUN untuk menggalakan ‘Sengonisasi’ di sekitar daerah aliran sungai (DAS) di Jawa, Bali dan Sumatra.

      Bunga tanaman sengon tersusun dalam bentuk malai berukuran sekitar 0,5 – 1 cm, berwarna putih kekuning-kuningan dan sedikit berbulu. Setiap kuntum bunga mekar terdiri dari bunga jantan dan bunga betina, dengan cara penyerbukan yang dibantu oleh angin atau serangga.

      Buah sengon berbentuk polong, pipih, tipis, dan panjangnya sekitar 6 – 12 cm. Setiap polong buah berisi 15 – 30 biji. Bentuk biji mirip perisai kecil dan jika sudah tua biji akan berwarna coklat kehitaman,agak keras, dan berlilin.

      Habitat Sengon

      Tanah
      Tanaman Sengon dapat tumbuh baik pada tanah regosol, aluvial, dan latosol yang bertekstur lempung berpasir atau lempung berdebu dengan kemasaman tanah sekitar pH 6-7.

      Iklim
      Ketinggian tempat yang optimal untuk tanaman sengon antara 0 – 800 m dpl. Walapun demikian tanaman sengon ini masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1500 m di atas permukaan laut. Sengon termasuk jenis tanaman tropis, sehingga untuk tumbuhnya memerlukan suhu sekitar 18 ° – 27 °C.

      Curah Hujan
      Curah hujan mempunyai beberapa fungsi untuk tanaman, diantaranya sebagai pelarut zat nutrisi, pembentuk gula dan pati, sarana transpor hara dalam tanaman, pertumbuhan sel dan pembentukan enzim, dan menjaga stabilitas suhu. Tanaman sengon membutuhkan batas curah hujan minimum yang sesuai, yaitu 15 hari hujan dalam 4 bulan terkering, namun juga tidak terlalu basah, dan memiliki curah hujan tahunan yang berkisar antara 2000 – 4000 mm.

      Kelembaban

      Kelembaban juga mempengaruhi setiap tanaman. Reaksi setiap tanaman terhadap kelembaban tergantung pada jenis tanaman itu sendiri. Tanaman sengon membutuhkan kelembaban sekitar 50%-75%.
      Keragaman Penggunaan dan Manfaat Kayu sengon.  

      Pohon sengon merupakan pohon yang serba guna. Dari mulai daun hingga perakarannya dapat dimanfaatkan untuk beragam keperluan.

      Daun
      Daun Sengon, sebagaimana famili Mimosaceae lainnya merupakan pakan ternak yang sangat baik dan mengandung protein tinggi. Jenis ternak seperti sapi, kerbau, dfan kambingmenyukai daun sengon tersebut.

      Perakaran
      Sistem perakaran sengon banyak mengandung nodul akar sebagai hasil simbiosis dengan bakteri Rhizobium. Hal ini menguntungkan bagi akar dan sekitarnya. Keberadaan nodul akar dapat membantu porositas tanah dan openyediaan unsur nitrogen dalam tanah. Dengan demikian pohon sengon dapat membuat tanah disekitarnya menjadi lebih subur. Selanjutnya tanah ini dapat ditanami dengan tanaman palawija sehingga mampu meningkatkan pendapatan petani penggarapnya.

      Kayu
      Bagian yang memberikan manfaat yang paling besar dari pohon sengon adalah batang kayunya. Dengan harga yang cukup menggiurkan saat ini sengon banyak diusahakan untuk berbagai keperluan dalam bentuk kayu olahan berupa papan papan dengan ukuran tertentu sebagai bahan baku pembuat peti, papan penyekat, pengecoran semen dalam kontruksi, industri korek api, pensil, papan partikel, bahan baku industri pulp kertas dll.direndam, dan

      Bentuk benih masih utuh.

      Selain penampakan visual tersebut, juga perlu diperhatikan daya tumbuh dan daya hidupnya, dengan memeriksa kondisi lembaga dan cadangan makanannya dengan mengupas benih tersebut. Jika lembaganya masih utuh dan cukup besar, maka daya tumbuhnya tinggi.

      b) Kebutuhan Benih

      Jumlah benih sengon yang dibutuhkan untuk luas lahan yang hendak ditanami dapat dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan sederhana berikut :
      • Luas kebun penanaman sengon 1 hektar (panjang= 100 m dan lebar= 100 m)
      • Jarak tanam 3 x 2 meter
      • Satu lubang satu bibit sengon
      • Satu kilogram benih berisi 40.000 butir
      • Daya tumbuh 60 %
      • Tingkat kematian selama di persemaian 15 %
      Dengan demikian jumlah benih = 100 / 3 x 100/2 x 1 = 1.667 butir. Namun dengan memperhitungkan daya tumbuh dan tingkat kematiannnya, maka secara matematis dibutuhkan 3.705 butir. Sedangkan operasionalnya, untuk kebun seluas satu hektar dengan jarak tanam 3 x 2 meter dibutuhkan benih sengon kira-kira 92,62 gram, atau dibulatkan menjadi 100 gram.

      c) Perlakuan benih

      Sehubungan dengan biji sengon memiliki kulit yang liat dan tebal serta segera berkecambah apabila dalam keadaan lembab, maka sebelum benih disemaikan , sebaiknya dilakukan treatment guna membangun perkecambahan benih tersebut, yaitu : Benih direndam dalam air panas mendidih (80 C) selama 15 – 30 menit. Setelah itu, benih direndam kembali dalam air dingin yang telah di beri pupuk hayati MiG-6PLUS (10ml : 1 liter air) untuk merangsang kecambah agar lebih cepat muncul, rendam kurang lebih 24 jam, lalu ditiriskan. untuk selanjutnya benih siap untuk disemaikan. subur, tidak berbatu/kerikil, tidak mengandunh tanah liat.

      Berdekatan dengan kebun penanaman dan jalan angkutan, guna menghindari kerusakan bibit pada waktu pengangkutan.

      Untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah besar perlu dibangun persemaian yang didukung dengan sarana dan prasarana pendukung yang memadai, antara lain bangunan persemaian, sarana dan prasarana pendukung, sarana produksi tanaman dll. Selain itu ditunjang dengan ilmu pengetahuan yang cukup diandalkan.

      Langkah-Langkah Penyemaian Benih Sengon
      Terlepas dari kegiatan pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana pendukung maka langkah-langkah penyemaian benih dapat dibagi benjadi tahap – tahap kegiatan sebagai berikut:

      a) Penaburan

      Kegiatan penaburan dilakukan dengan maksud untuk memperoleh prosentase kecambah yang maksimal dan menghasilkan kecambah yang sehat. Kualitas kecambah ini akan mendukung terhadap pertumbuhan bibit tanaman, kecambah yang baik akan menghasilkan bibit yang baik pula dan hal ini akan dapat membentuk tegakan yang berkualitas.
      Bahan dan alat yang perlu diperhatikan dalam kegiatan penaburan adalah sebagai berikut :
      • Benih
      • Bedeng tabur/bedeng kecambah
      • Media Tabur, campuran pasir dengan tanah 1 : 1, Kemudian semprotkan media semai dengan larutan pupuk hayati MiG-6PLUS (10ml MiG-6PLUS : 1 liter air) merata pada permukaan media semai. Biarkan selama 3 hari, Kemudian benih siap di tabor.
      • Peralatan penyiraman
      • Tersedianya air yang cukup.
      Teknik pelaksanaan, bedeng tabur dibuat dari bahan kayu/bambu dengan atap rumbia dengan ukuran bak tabur 5 x 1 m ukuran tinggi naungan depan 75 cm belakang 50 cm.. kemudian bedeng tabur disi dengan media tabur setebal 10 cm , usahakan agar media tabur ini bebas dari kotoran/sampah untuk menghindari timbulnya penyakit pada kecambah.

      Penaburan benih pada media tabur dilakukan setelah benih mendapat perlakuan guna mempercepat proses berkecambah dan memperoleh prosen kecambah yang maksimal. Penaburaan dilakukan pada waktu pagi hari atau sore hari untuk menghindari terjadinya penguapan yang berlebihan.

      Penaburan ini ditempatkan pada larikan yang sudah dibuat sebelumnya, ukuran larikan tabur ini berjara 5 cm antar larikan dengan kedalaman kira – kira 2,0 cm. Usahakan benih tidak saling tumpang tindih agar pertumbuhan kecambah tidak bertumpuk. Setelah kecambah berumur 7 – 10 hari maka kecambah siap untuk dilakukan penyapihan.

      b) Penyapihan Bibit

      Langkah-langkah kegiatan penyapihan bibit antara lain adalah :
      • Siapkan kantong plastik ukuran 10 x 20 cm, dan dilubangi kecil-kecil sekitar 2 – 4 lubang pada bagian sisi-sisinya.
      • Masukkan media tanam yang berupa campuran tanah subur, pasir dan pupuk kandang (1:1:1).Jika tanah cukup gembur, jumlah pasir dikurangi.
      • Setelah media tanam tercampur merata, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plasitk setinggi ¾ bagian, barulah kecambah sengon ditanam, setiap kantong diberi satu batang kecambah.
      • Kemudian semprotkan media di polybag dengan larutan pupuk hayati MiG-6PLUS (10ml MiG-6PLUS : 1 liter air) merata pada permukaan. Biarkan selama 3 hari Kemudian tanam kecambah. Ulangi setiap 10 – 14 hari sekali sampai tanaman siap untuk di tanam di lahan (pada usia 6 bulan).
      • Kantong plastik yang telah berisi anakan, diletakkan dibawah para-para yang diberi atap jerami atau daun kelapa, agar tidak langsung tersengat terik matahari.
      • Pada masa pertumbuhan anakan semai sampai pada saat kondisi bibit layak untuk ditanam di lapangan perlu dilakukan pemeliharaan secara intensip.
      c) Pemeliharaan

      Pemeliharaan yang dilakukan terhadap bibit dipersemaian adalah sebagai berikut :
      • Penyiraman, penyiraman yang optimum akan memberikan pertumbuhan yang optimum pada semai / bibit. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari maupun siang hari dengan menggunakan nozle. Selanjutnya pada kondisi tertentu, penyiraman dapat dilakukan lebih banyak dari keadaan normal, yaitu pada saat bibit baru dipindah dari naungan ke areal terbuka dan hari yang panas.
      • Pemupukan, pemupukan dilakukan dengan menggunakan larutan "gir". Adapun pembuatan larutan "gir: sebagai berikut :
      1. Disiapkan drum bekas dan separuh volumenya diisi pupuk kandang. Tambahkan air sampai volumenya ¾ bagian, kemudian tambahkan 15 kg TSP, lalu diaduk rata. Biarkan selama seminggu dan setelah itu digunakan untuk pemupukan.
      2. Dosis pemupukan sebanyak 2 sendok makan per 2 minggu, pada umur 6 bulan, ketika tingginya 70 – 125 cm, bibit siap dipindahkan ke kebun.

      Penyulaman

      Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya.

      Penyiangan

      Penyiangan terhadap gulma, dilakukan dengan mencabut satu per satu dan bila perlu dibantu dengan alat pencungkil, namun dilakukan hati –hati agar jangan sampai akar bibit terganggu.
      Pengendalian Hama dan Penyakit
      Beberapa hama yang biasa menyerang bibit adalah semut, tikus rayap, dan cacing, sedangkan yang tergolong penyakit ialah kerusakan bibit yang disebabkan oleh cendawan.

      Seleksi bibit

      Kegiatan seleksi bibit merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum bibit dimutasikan kelapangan, maksudnya yaitu mengelompokan bibit yang baik dari bibit yang kurang baik pertumbuhannya. Bibit yang baik merupakan prioritas pertama yang bisa dimutasikan kelapangan untuk ditanam sedangkan bibit yang kurang baik pertumbuhannya dilakukan pemeliharaan yang lebih intensip guna memacu pertumbuhan bibit sehingga diharapkan pada saat waktu tanam tiba kondisi bibit mempunyai kualitas yang merata.

      Penyiapan Lahan

      Penyiapan lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan pengganggu atau komponen lain dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dibudidayakan. Cara pelaksanaan penyipan lahan digolongkan menjadi 3 cara, yaitu cara mekanik, semi mekanik dan manual. Jenis kegiatannya terbagi menjadi dua tahap ;
      •  Pembersihan lahan, yaitu berupa kegiatan penebasan terhadap semak belukar dan padang rumput. Selanjutnya ditumpuk pada tempat tertentu agar tidak mengganggu ruang tumbuh tanaman.
      • Pengolahan tanah, dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah dengan cara mencanggkul atau membajak (sesuai dengan kebutuhan).
      Penanaman Sengon (Jenjeng)

      Jenis kegiatan yang dilakukan berupa :
      • Pembuatan dan pemasangan ajir tanam
      • Ajir dapa dibuat dari bahan bambu atau kayu dengan ukuran, panjang 0,5 – 1 m, lebar 1 – 1,5 cm. Pemasangangan ajir dimaksudkan untuk memberikan tanda dimana bibit harus ditanam, dengan demikian pemasangan ajir tersebut harus sesuai dengan jarak tanam yang digunakan.
      • Pembuatan lobang tanam, lobang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm tepat pada ajir yang sudah terpasang.
      • Pengangkutan bibit, ada dua macam pengangkutan bibit yaitu pengankuatan bibit dari lokasi persemaian ketempat penampungan bibit sementara di lapangan (lokasi penanaman), dan pengangkutan bibit dari tempat penampungan sementara ke tempat penanaman.
      • Penanaman bibit, pelaksanaan kegiatan penanaman harus dilakukan secara hati – hati agar bibit tidak rusak dan penempatan bibit pada lobang tanam harus tepat ditengah tengah serta akar bibit tidak terlipat, hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit selanjutnya.
      Pemeliharaan Pohon Sengon

      Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan berupa kegiatan
      • Penyulaman, yaitu penggantian tanaman yang mati atau sakit dengan tanaman yang baik, penyulaman pertama dilakukan sekitar 2-4 minggu setelah tanam, penyulaman kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun pertama (sebelum tanaman berumur 1 tahun). Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak tertinggal dengan tanaman lain, maka dipilih bibit yang baik disertai pemeliharaan yang intensif.
      • Penyiangan, Pada dasarnya kegiatan penyiangan dilakukan untuk membebaskan tanaman pokok dari tanaman penggagu dengancara membersihkan gulma yang tumbuh liar di sekeliling tanaman, agar kemampuan kerja akar dalam menyerap unsur hara dapat berjalan secara optimal. Disamping itu tindakan penyiangan juga dimaksudkan untuk mencegah datangnya hama dan penyakit yang biasanya menjadikan rumput atau gulma lain sebagai tempat persembunyiannya, sekaligus untuk memutus daur hidupnya. Penyiangan dilakukan pada tahun-tahun permulaan sejak penanaman agar pertumbuhan tanaman sengon tidak kerdil atau terhambat, selanjutnya pada awal maupun akhir musim penghujan, karena pada waktu itu banyak gulma yang tumbuh.
      • Pendangiran, pendangiran yaitu usaha mengemburkan tanah disekitar tanaman dengan maksud untuk memperbaiki struktur tanah yang berguna bagi pertumbuhan tanman.
      • Pemangkasan, melakukan pemotongan cabang pohon yang tidak berguna (tergantung dari tujuan penanaman).
      • Penjarangan , penjarangan dillakukan untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih leluasa bagi tanaman sengon yang tinggal. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 2 dan 4 tahun, Penjarangan pertama dilakukan sebesar 25 %, maka banyaknya pohon yang ditebang 332 pohon per hektar, sehingga tanaman yang tersisa sebanyak 1000 batang setiap hektarnya dan penjarangan kedua sebesar 40 % dari pohon yang ada ( 400 pohon/ha ) dan sisanya 600 pohon dalam setiap hektarnya merupakan tegakan sisa yang akan ditebang pada akhir daur. Cara penjarangan dilakukan dengan menebang pohon-pohon sengon menurut sistem "untu walang" (gigi belakang) yaitu : dengan menebang selang satu pohon pada tiap barisan dan lajur penanaman.
      Sesuai dengan daur tebang tanaman sengon yang direncanakan yaitu selama 5 tahun maka pemeliharaan pun dilakukan selama lima tahun. Jenis kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan tanaman. Pemeliharaan tahun I sampai dengan tahun ke III kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan dapat berupa kegiatan penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan dan pemangkasan cabang. Pemeliharaan lanjutan berupa kegiatan penjarangan dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dipertahankan, presentasi dan prekuensi penjarangan disesuaikan dengan aturan standar teknis kehutanan yang ada.

      Botani Sengon

      Sengon dalam bahasa latin disebut Albazia Falcataria, termasuk famili Mimosaceae, keluarga petai – petaian. Di Indonesia, sengon memiliki beberapa nama daerah seperti berikut : Jawa :jeunjing, jeunjing laut (sunda), kalbi, sengon landi, sengon laut, atau sengon sabrang (jawa). Maluku : seja (Ambon), sikat (Banda), tawa (Ternate), dan gosui (Tidore)

      Monday, June 13, 2011

      Pengembangan Usaha Pertanian Arroyan

      LATAR BELAKANG PROGRAM ARROYAN


      Berdasarkan data Statistik Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama Tahun 2008 menunjukkan, jumlah siswa yang tamatan Pendidikan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 13,7 juta (34,4%); tamatan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 15,7 juta (39,5%); tamatan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) 9,96 juta atau 24,9%; tamatan Diploma dan Universitas sebanyak kurang lebih 477.000 orang atau 1,2% sebagian besar dari mereka pada umumnya berasal dan tinggal di pedesaan.

      Dari tamatan SLTA tersebut 80% tidak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi (Perguruan Tinggi) karena keterbatasan ekonomi, disamping itu terbatasnya lapangan pekerjaan di pedesaan yang mendorong terjadinya urbanisasi ke kota-kota besar untuk mencari pekerjaan. Disisi lain bekal pengetahuan, keterampilan etos kerja yang mereka miliki masih sangat terbatas, sehingga mereka tidak mempunyai daya saing untuk memperoleh pekerjaan, hal ini berdampak pada munculnya potensi pengangguran baru.

      Untuk mengatasi hal tersebut di atas, perlu diambil langkah-langkah yang sistematis guna meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) para siswa berupa pengetahuan kewirausahaan dalam bentuk keterampilan teknis dan manajemen usaha sesuai dengan potensi ekonomi lokal sebagai bekal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di pedesaan melalui pembentukan kader-kader calon wirausaha baru pencipta pekerjaan yang tangguh dan mandiri.

      Dilandasi pemikiran dan pertimbangan sebagaimana tersebut diatas, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menetapkan kebijakan melalui "PROGRAM PENGEMBANGAN TEMPAT PRAKTEK KETERAMPILAN USAHA (TPKU)" yang diluncurkan sejak TA. 2006 sampai dengan TA. 2009 berupa pemberian fasilitasi kepada peserta penerima program TPKU sebanyak 814 lembaga pendidikan dengan nilai dana sebesar Rp. 154,8 milyar yang tersebar di 33 provinsi dan 305 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Diharapkan kebijakan ini akan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi para siswa khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam mengaktualisasikan dirinya melalui pengetahuan kewirausahaan dalam bentuk keterampilan teknis dan manajemen usaha yang diperoleh pada lembaga pendidikan untuk mendorong percepatan penumbuhan ekonomi di pedesaan.

      MAKSUD

          Memberdayakan lembaga pendidikan di pedesaan dalam spektrum yang lebih luas menjadi media dalam mempersiapkan siswa sebagai tunas-tunas wirausaha baru, sebagai sumber pengkaderan wirausaha baru yang berkesinambungan;
          Meningkatkan citra lembaga pendidikan di pedesaan bukan hanya sebagai tempat belajar ilmu pengetahuan saja, tetapi juga sebagai basis penumbuhan calon-calon wirausaha baru;
          Membangun model kaderisasi wirausaha baru yang sistemik di pedesaan melalui lembaga pendidikan di pedesaan.

      TUJUAN

          Meningkatkan akses para siswa lulusan sekolah untuk memperoleh kesempatan kerja;
          Menciptakan usaha-usaha baru dibidang yang dapat memberikan peluang keberhasilan;
          Mencegah arus urbanisasi;
          Mendorong tumbuhnya unit-unit usaha baru di pedesaan yang dapat memberikan paluang lapangan pekerjaan;
          Mendorong berkembangnya potensi ekonomi lokal di pedesaan.

      SASARAN

          Pengembangan TPKU Bengkel Sepeda Motor;
          Pengembangan TPKU Bengkel Elektronik;
          Pengembangan TPKU Industri Konveksi;
          Pengembangan TPKU Industri Kerajinan;
          Pengembangan TPKU Pengolahan Produk-Produk Pertanian;
          Pengembangan TPKU Lainnya.

      MEKANISME SELEKSI

          Lembaga Pendidikan Pedesaan mengajukan permohonan sebagai calon peserta program yang diketahui Kepala Dinas atau Badan yang membidangi Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten/Kota dengan tembusan Kepala Dinas Pendidkan atau Kantor Departemen Agama Kabupatan/Kota setempat;

          Dinas atau Badan yang membidangi Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten/Kota bersama Dinas Pendidikan/Kantor Depatemen Agama meneliti usulan yang disampaikan Lembaga Pendidikan di Pedesaan dan selanjutnya mengirimkan usulan tersebut ke Dinas atau Badan yang membidangi Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Provinsi/DI setempat;

          Dinas atau Badan yang membidangi Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Provinsi/DI meneliti ulang dan merekap calon peserta program yang memenuhi persyaratan dari usulan Dinas atau Badan yang membidangi Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kabupatan/Kota untuk selanjutnya mengirimkan usulan kepada Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah melalui Tim Teknis dengan tembusan Kepala Dinas Pendidikan atau Kantor Departemen Agama Provinsi/DI setempat;

          Tim Teknis melakukan seleksi administrasi terhadap usulan peserta program dari Dinas atau Badan yang membidangi Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Provinsi/DI;

          Tim Teknis melakukan penilaian dan verifikasi terhadap calon peserta program hasil seleksi administrasi;

          Tim Teknis mengajukan permohonan persetujuan penetapan calon peserta program yang lulus seleksi kepada Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dengan tembusan kepada Menteri Negara Koperasi dan UKM;

          Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia menetapkan Lembaga Pendidikan peserta program.

      Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More